Jelang malam perayaan pergantian tahun, mayoritas hotel dan vila di
kawasan Puncak telah penuh dipesan warga dari kawasan Jabodetabek dan
rombongan dari luar daerah.
“Booking room sudah hampir 100 persen,” ujar Executive Marketing Hotel
Grand Ussu, Jalan Raya Puncak, Allin Retno Wulandari kepada Radar Bogor.
Menurut dia, sejak sepekan terakhir pihaknya telah menerima pesanan
kamar mulai Jumat (29/12/2011) hingga beberapa hari di awal 2012.
Untuk memeriahkan suasana, Hotel Grand Ussu menghadirkan berbagai
rangkaian acara di malam pergantian tahun. Sebut saja penampilan live
band, dancer dan berbagai hiburan lainnya. “Temanya full colour dan yang
pasti ada pesta kembang api,” katanya.
Pemandangan serupa terlihat di Hotel Dasa Resort and Convention, Jalan
Raya Puncak, Desa Citeko. Padatnya kendaraan yang terparkir di halaman
hotel yang terbilang baru ini, menunjukkan betapa tingginya antusias
masyarakat untuk menghabiskan malam pergantian tahun di kawasan wisata
Puncak. “Sudah 80 persen terisi, tapi kami masih menerima pesanan,” ujar
front officer Hotel Dasa, Anissa.
Ia mengatakan, meningkatnya animo warga yang ingin menghabiskan libur
tahun baru di Puncak, berdampak pada kenaikan tarif hotel. Terlebih,
kenaikan jumlah pengunjung sejak sepekan lalu mencapai 90 persen jika
dibandingkan hari-hari biasa.
Sebelumnya, Kapolres Bogor, AKBP Hery Santoso mengatakan bahwa pada
malam pergantian tahun, pihaknya akan menutup arus lalu lintas menuju
kawasan Puncak sejak Sabtu (31/12) pukul 18:00 hingga Minggu (01/01)
pukul 06:00. Warga yang hendak menghabiskan liburan ke Puncak, diimbau
untuk berangkat lebih awal agar terhindar penutupan jalan.
Sementara itu, Taman Safari Indonesia (TSI) menghadirkan beragam
kegiatan menarik untuk menyedot perhatian pengunjung. Humas TSI Cisarua,
Yulius H Suprihardo mengatakan, konsep pembangunan Taman Safari
Indonesia adalah selalu berusaha menyatu dan bersinergi dengan alam.
Selain itu, pembangunan pun diusahakan selalu berwawasan budaya dan
bertema seperti kawasan Afrika, Asia dan lainnya. “Kita selalu selipkan
ilmu dan edukasi pada program-program yang kita gelar,” ujarnya.
Menurut dia, terdapat banyak satwa yang ada di TSI Cisarua. Salah
satunya adalah satwa-satwa yang berasal dari kawasan Indonesia bagian
Timur yaitu Papua.
Beberapa satwa tersebut dikoleksi dalam satu kompleks, yaitu kampung
Papua. “Belum sepenuhnya masyarakat Jawa Barat mengetahui budaya dari
Papua. Karena itu kami menghadirkannya,” terangnya.
Untuk lebih mengenalkan satwa-satwa tersebut, sejak 25 Desember lalu,
TSI Cisarua sengaja menggelar festival Papua yang menghadirkan dua orang
Papua dari suku Asmat yang memiliki keterampilan memahat serta mengukir
kayu.
“Festival ini akan berlangsung satu bulan dan ke depannya akan
dilengkapi dengan tarian serta musik khas Papua,” tandas Yulius.(*)
Sumber: Radar Bogor (ric)