Anak jalanan yang biasa beroperasi meminta-minta dan mengamen di pertigaan jalan baru tegar beriman Kabupaten Bogor masih berkeliaran. Mereka menjadikan jalanan yang tak pernah sepi kendaraan itu tak ubahnya seperti taman bermain.
Biasanya mereka mulai turun ke jalan sejak siang hingga malam hari dengan mengenakan baju lusuh dan jarang yang beralas kaki. Namun hebatnya mereka sanggup membelanjakan uang hasil mengamen dan mengemis melebihi jajanan supir angkot 35 yang biasa mangkal dipertigaan tersebut.
Sebut saja, Rahmat, bukan nama sebenarnya, kepada Bogor Ekspres mengaku sering melihat anak – anak jalanan yang usianya sudah remaja itu jajan rokok kretek bermerk sedikitnya dua bungkus, makannya sate ayam yang mangkal di pertigaan tersebut. “Yang paling gede hampir tiap hari beli rokok dua bungkus, saya aja sopir kalo beli rokok ngeteng” ungkapnya saat ‘ngetem’.
Menurutnya anak – anak itu berasal dari Bojonggede, Cileubeut, bahkan ada yang berasal dari Cianjur dan Pelabuhan Ratu mulai beroperasi mulai menjelang siang hingga malam hari. “tapi kalo yang masih kecil kebanyakan cuma jajan sate ayam, soto ayam, pokoknya makan enak terus mereka,” tambahnya sambil tertawa geli.
Sementara, Ny.IP pengemis asal Citayem yang setiap pagi mengemis dipertigaan tegar beriman membenarkan hal itu. Bahkan menurut kesaksiannya, anak – anak jalanan tersebut bisa mendapat Rp40 Ribu sampai Rp50 Ribu sehari. “Saya paling cuma Rp30 Ribu paling banyak Rp40 Ribu, soalnya anak-anak itu suka berebut kalau pas lampu merah, jadinya saya ga kebagian,” keluhnya.
Dari pantauan Bogor Ekspres, sejumlah anak – anak jalanan yang biasa mengamen dan mengemis di kawasan tegar beriman itu ditemukan tengah bermain game online di salah satu warung internet (warnet) yang ada di jalur tersebut. Wajah mereka nampak ceria, tak seperti saat sedang mengemis dan mengamen dijalanan.
Saat ditanya, AG warga Bambu Kuning mengaku senang main game online dan hal itu dilakukannya hampir setiap malam seusai mencari uang dijalanan. “Senang aja main perang-perangan, vocer saya udah nambah banyak nih om,” katanya acuh tak acuh sambil serius memainkan jari tangan kanannya pada mouse komputer.
Anjal Di Kota Bogor
Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Bogor pada pekan silam menggelar Razia
Anak jalanan (Anjal) dan Gelandangan Pengemis (Gepeng) yang mangkal di
tempat-tempat keramaian dan lampu merah. Dalam razia tersebut Satpol PP telah
menjaring sebanyak 15 anjal dan 19 gepeng sementara anjal dan gepeng yang
terjaring tersebut langsung di serahkan kepada pihak Dinas Sosial (Dinsos)
untuk diberikan pembinaan.
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Bogor pada pekan silam menggelar Razia
Anak jalanan (Anjal) dan Gelandangan Pengemis (Gepeng) yang mangkal di
tempat-tempat keramaian dan lampu merah. Dalam razia tersebut Satpol PP telah
menjaring sebanyak 15 anjal dan 19 gepeng sementara anjal dan gepeng yang
terjaring tersebut langsung di serahkan kepada pihak Dinas Sosial (Dinsos)
untuk diberikan pembinaan.
Menurut Kabid Pelayanan Sosial Khrisna Sudiarto kepada KabarPublik
mengatakan anjal dan gepeng yang terjaring oleh Satpol PP yang diserahkan
kepada pihak Dinsos akan di register terlebih dahulu dan ada pembinaan.
“Selain itu anjal yang masih usia muda dan pelajar akan kita kembalikan ke
sekolahnya masing-masing. Kalau memang anak itu benar-benar terlantar akan kita
salurkan ke tempat rehabilitasi dan yayasan yang menampungnya,’’ kata Khisna.
mengatakan anjal dan gepeng yang terjaring oleh Satpol PP yang diserahkan
kepada pihak Dinsos akan di register terlebih dahulu dan ada pembinaan.
“Selain itu anjal yang masih usia muda dan pelajar akan kita kembalikan ke
sekolahnya masing-masing. Kalau memang anak itu benar-benar terlantar akan kita
salurkan ke tempat rehabilitasi dan yayasan yang menampungnya,’’ kata Khisna.
Selanjutnya Khisna menambahkan anjal dan gepeng yang mangkal di tempat-tempat
keramaian dan lampu merah dinyatakan bukan orang pribumi asli (luar Kota Red-)
. Anjal yang berusia 6-12 tahun akan mendapat dana bantuan dari Kementerian
sosial (Kemensos) sebesar Rp 1,5 juta per tahun untuk per anjal,” ujar Khrisna.
keramaian dan lampu merah dinyatakan bukan orang pribumi asli (luar Kota Red-)
. Anjal yang berusia 6-12 tahun akan mendapat dana bantuan dari Kementerian
sosial (Kemensos) sebesar Rp 1,5 juta per tahun untuk per anjal,” ujar Khrisna.
“Dana bantuan Kemensos yang diberikan untuk anjal baru berjalan
kurang lebih dua bulan, dalam pencairan dana tersebut masuk ke rekeningnya
masing-masing dan rekening yayasan,’’ lanjut Khisna.
kurang lebih dua bulan, dalam pencairan dana tersebut masuk ke rekeningnya
masing-masing dan rekening yayasan,’’ lanjut Khisna.
Sementara itu di tempat yang sama Kesatuan Bhakti Pekerja Sosial
dari Kemensos, Panji menjelaskan untuk jumlah keseluruhan anjal di kota Bogor
totalnya mencapai sekitar 804 anjal sementara yang mendapatkan dana bantuan
dari Kemensos sekitar 30 anjal, namun pihaknya akan berupaya mengajukan
dana bantuan ke Kemensos. Untuk tahap kedua targetnya 50 anjal,’’ kilahnya.
(ch)
dari Kemensos, Panji menjelaskan untuk jumlah keseluruhan anjal di kota Bogor
totalnya mencapai sekitar 804 anjal sementara yang mendapatkan dana bantuan
dari Kemensos sekitar 30 anjal, namun pihaknya akan berupaya mengajukan
dana bantuan ke Kemensos. Untuk tahap kedua targetnya 50 anjal,’’ kilahnya.
(ch)