
foto: Radar Bogor
BERITA BOGOR -‘ Bogor turun hujan es, Rabu (23/9/2020) sore sekira pukul 17:15 Wib. Terpantau hujan es turun di wilayah Kecamatan Dramaga dan Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, dan sekitarnya.
Berdasarkan peringatan Dini Cuaca Jabodetabek, yang dikeluarkan BMKG, beberapa wilayah di Bogor memang berpotensi diguyur hujan deras pada Rabu (23/9/2020) sore mulai pukul 16:20 WIB
Daerah-daerah yang berpotensi diguyur hujan deras, yakni Parung, Gunung Sindur, Leuwiliang, Ciampea, Cibungbulang, Pamijahan, Rumpin, Jasinga, Nanggung, Cigudeg, Ciawi, Cisarua, Megamendung, Caringin, Cijeruk, Ciomas, Dramaga, Tamansari, Ciseeng, Sukajaya, Cigombong, Leuwisadeng, Tenjolaya, Bogor Selatan dan sekitarnya.
Dan dapat meluas ke wilayah Kota Jakarta Selatan: Pasar Minggu, Cilandak, Jagakarsa, Kota Jakarta Timur: Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Kabupaten Bogor: Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Sukaraja, Babakan Madang, Jonggol, Cileungsi, Cariu, Sukamakmur, Kemang, Bojong Gede, Parung Panjang, Tenjo, Klapanunggal, Ranca Bungur, Tanjungsari, Tajurhalang.
Fenomena Alam
Dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan hujan es merupakan proses alamiah yang kerap terjadi saat musim pancaroba. Fenomena hujan es terjadi bukan hanya di negara subtropis, tetapi juga daerah ekuator.
Hujan es atau dalam ilmu meteorologi disebut hail merupakan presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses terjadinya hujan es yakni melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Proses yang dapat menyebabkan hujan es adalah terjadinya pembekuan saat uap air dengan suhu dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Sementara hujan es yang disertai angin kencang berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di dekat permukaan Bumi. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB). Proses ini juga bisa berasal dari awan multisel dan pertumbuhannya secara bertikal dengan luasan area horizontal sekitar 3-5 km.
Hujan es pada proses ini kerap terjadi dalam kurun waktu singkat antara tiga hingga lima menit hingga maksimal 10 menit. Hujan es yang terjadi melalui cara ini bersifat lokal dan tidak merata lantaran awan berlapis-lapis menjulang secara vertikal sampai ketinggian lebih dari 30 ribu kaki. (*/cnn/red)