Anekdot lama mengenai Bojonggede tempat jin buang anak tidak berlaku lagi di era globalisasi saat ini. Pasalnya wilayah ini mengalami perkembangan cukup pesat baik permukiman, pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana diberbagai sektor lainnya.
Tak hanya itu, kini wilayah itu menjadi strategis lantaran memiliki akses jalan alternative dan terdapat stasiun kereta KRL Bogor Jakarta dan teritorialnya tidak jauh dari pusat Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Bogor.
Hal ini terungkap saat dialog interaktif radio 93 Teman FM yang menghadirkan narasumber Camat Bojonggede, H. Bambang Tawekal yang dipandu Sabar Pribadi, yang dipancarluaskan dari jalan bersih perkantoran Pemkab Bogor, Rabu 19/10/2011).
Kecamatan Bojonggede memiliki moto Beken, yakni Beriman dan bertaqwa, Ekonomis, Kreatif, Etika Estetika, Nyaman. Sehingga akan bersaing dengan Kecamatan lainnya yang berbatasan dengan Bojonggede dalam merealisasikan visi misi Kabupaten bogor.
“Beken dalam bahasa Betawi artinya terkenal, dikenal secara harfiah arti kata namun yang bersifat positif dalam aplikasi kehidupan yang melibatkan partisipasi semua pihak dan masyarakatnya,” kata Bambang.
Dia berharap akan terjadi peningkatan indeks pembangunan manusia yang handal dan tepat guna, dan meningkatnya roda perekonomian warga menuju masyarakat yang lebih sejahtera dan berbudaya
“Tentunya hal ini perlu pula didukung oleh adanya peningkatan pelayanan masyarakat dibidang pendidikan, kesehatan maupun pemberdayaan masyarakatmya,” ucapnya Camat yang memiliki wilayah dengan kepadatan penduduk 79.429,22 Jiwa/km persegi yang tersebar di 9Desa ini.
Saat ini Bojonggede masih membutuhkan berbagai pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, budaya termasuk pembangunan infrastruktur yang nantinya mendukung tercapainya tujuan tersebut.
KEJAR TARGET WAJAR DAN BERANTAS BUTA AKSARA
Guna mengejar target berantas buta aksara dan wajib belajar sembilan tahun, Camat Bojong Gede Bambang Tawekal memanggil para pemangku kepentingan di bidang pendidikan untuk berkoordinasi guna mengumpulkan permasalahan dan kendala di lapangan untuk dicari solusinya.
Kegiatan yang dihadiri oleh para praktisi pendidikan, guru dan kepala sekolah ini berlangsung di aula Kantor Kecamatan Bojonggede.
Dalam kesempatan ini, Bambang Tawekal mengatakan perlunya pembahasan soal pendidikan dan mengukur tingkat keberhasilan program-program pendidikan yang selama ini diterapkan. Sehingga akan ada solusi menuju percepatan pemberantasan buta aksara dan wajib belajar 9 tahun diwilayah kerjanya.
Saat ini diwilayah Bojonggede terdapat 24 Sekolah Dasar Negeri (SDN), 2 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), dan sebuah (Sekolah Menengah Kejuruan Nasional (SMKN) yang masih diperlukan sentuhan peningkatan sarana dan prasarananya. (als)