Kelompok Pengajian Assyiroh Kelurahan Cikaret Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor Kota Bogor mengembangkan budidaya Jamur Tiram, dengan membentuk kelompok tani yang diberi nama kelompok tani Assyirah.
Peresmian kelompok tani Assyirah ini dihadiri Kepala Kantor Kementrian Agama H. Muchtar, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor H. Adam Ibrahim, serta Ketua Forum KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Jawa Barat H. Rachmat Sulaeman,
Pada kesempatan tersebut Walikota Bogor Diani Budiarto menyampaikan apresiasi kepada kelompok pengajian Assyirah Kelurahan Cikaret yang telah mampu menggerakan masyarakat melalui pengembangan budi daya jamur tiram.
Walikota Diani Budiarto mengatakan, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh ummat Islam saat ini adalah kemiskinan. Oleh karena itu diharapkan dengan pengembangan budi daya jamur tiram akan membuka peluang usaha masyarakat, khususnya di wilayah Cikaret umumnya di Kota Bogor.
Dakui Diani, inovasi – inovasi baru selalu lahir dari pesantren dan majlis- majlis ta’lim. “ Budi daya jamur tiram Kelurahan Cikaret merupakan bukti lahirnya inovasi baru yang muncul dari kalangan santri dan kiayi, “ ujarnya.
Diani berharap kepada kelompok tani Assyiroh bisa mengembangkan budi daya jamur tiram ke wilayah – wilayah lainnya di Kota Bogor. “ Kita berharap tidak hanya di Cikaret, tapi, bisa ditularkan ke Kelurahan lainnya,. “pintanya.
Ketua Kelompok Tani Assyoroh H.Babun Abdullah mengatakan, ide pembentukan kelompok tani jamur tiram berawal dari kelompok pengajian yang dipimpinnya. “Sampai saat jumlah kelompok tani berjumlah 53 Keluarga, atau mencapai 70 orang, “ kata Babun yang juga mantan Kakandepag Tangerang ini.
Menurut Babun, usaha budidaya jamur tiram menjanjikan selain mampu menciptakan lapangan kerja, juga pangsa pasar masih sangat terbuka. “Kita sudah punya dua ruangan produksi jamur tiram atau kumbung, “ kata Babun,
Babun menjelaskan, kumbung dibangun berukuran 8×25 meter. Dari dua Kumbung isinya masing-masing sekitar 20.000 bibit. Budidaya jamur tiram tidak membutuhkan peralatan yang rumit.
Media tanam yang disebut dengan baglog juga dapat dibuat dengan mudah. Per baglog dapat menghasilkan minimal 4 ons jamur. “ Jadi, kalau ada 20.000 x 4 ons bisa menghasilkan 8 ton. Harga jual per kg Rp 7.500,-,”jelasnya.
Ia mengatakan, hampir setahun usaha ini dikembangkan telah menyerap tenaga kerja inti 12 orang, disamping tenaga kerja dari kelompok pengajian yang mayoritas para pensiunan. “ Untuk pembibitannya dari hulu sampai hilir kita sendiri yang memproduksinya, “ imbuhnya. (yan/gus/als)
Sumber: Kota Bogor