BANDUNG- Pemerintah menagkui stok kacang kedelai dlama negeri terbatas.
Perum Bulog menyatakan siap melakukan penambahan impor sekaligus melakukan pendistribusiannya. Secara nasional,Bulog siap mengimpor 100 ribu ton kedelai dari AS.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Usep Karyana menyatakan informasi impor kedelai sudah didengarnya, dan untuk di Jabar menjadi salah satu yang akan kebagian kedelai impor tersebut.
“Kebutuhan kedelai di Jabar sekitar 20-26 ribu ton per bulan. Mayoritas, lanjutnya, merupakan komoditi impor. Produksi kedelai lokal tidak mencukupi kebutuhan di Jabar,” tandas Usep.
Usep mengatakan, saat ini, kedelai menjadi salah satu komoditi prioritas pemerintah. Setelah harga jual komoditi itu melambung sebagai efek biaya impor yang tinggi karena pelemahan rupiah. Tahap awal, lanjut Usep, pihaknya siap mendistribusikan ribuan ton kedelai untuk pemenuhan kebutuhan. “Untuk tahap awal, volumenya sekitar 4 ribu ton,” sebut Usep.
Selain mendistribusikan, agar menggairahkan para petani kedelai di tanah air, utamanya Jabar, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12/2013, pihaknya siap menampung produksi para petani kedelai di tatar Pasundan.
Berdasarkan regulasi itu, tukasnya, pemerintah menetapkan harga patokan pemerintah (HPP) kedelai. “Nilainya, sekitar Rp 7.000 per kilogram. Itu untuk merangsang gairah para petani kedelai guna meningkatkan produktivitasnya,” ucap Usep. (tjo)
Editor: Handi Rsd
Email: redaksiberitabogor@gmail.com