BERITA BOGOR – Asosiasi Desa Wisata Kabupaten Bogor,terus memperkuat tata kelola lembaga desa wisata dan daya tarik wisata agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan produk desa wisata.
Dosen Universitas Agung Podomoro, sekaligus Penasehat Asosiasi Desa Wisata Kabupaten Bogor, Asep Syaiful Bahri, SP.,M.SI,.M.PAR. mengatakan, Desa Wisata Kabupaten Bogor mampu bangkit dan beraktivitas kembali dengan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang meminimalisir penularan tanpa harus kehilangan aktivitas Pariwisata di Desa Wisata. “Serta memberikan kenyamanan bagi Wisatawan yang berkunjung,” katanya, saat dihubungi melalui selular, Sabtu (20/6/2020)
Menurutnya, pada aktivitas pariwisata di desa wisata sudah dipastikan akan terjadi interaksi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar serta adanaya mobilisasi atau pergerakan manusia. Selain itu pula akan terjadi pertukaran berbaga pengalaman dan pengetahuan, dan berinteraksi dengan warga sehingga menimbulkan kenangan yang akan selalu diingat.
“Kini adanya pendemi Covid-19 memaksa setiap kita mangatur jarak, memaksa kita menyesuaikan dengan berbagai macam kondisi dan cara untuk menjaga kebersihan, kesehatan, kaamanan dan sebagainya. Desa wisata Kabupaten Bogor dipaksa menyesuaikan dengan kondisi serta kenyataan baru yang pastinya penyesuaian ini akan berpeluang pada reaktivitas desa wisata dan pengelola desa wisata serta wisatawan itu sendiri,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, kondisi ini memberikan peluang di desa wisata Kabupaten Bogor untuk melakukan evaluasi, tidak saja mengejar jumlah kunjungan tetapi bagaimana desa wisata dapat mengelola kunjungan, selain itu pula bagaimana memperkuat tata kelola lembaga desa wisata dan daya tarik wisata agar mampu meningkatkan kualitas pelayanan dan produk desa wisata, sehingga mampu menarik wisatawan dan meningkatkan pelibatan masyarakat serta memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat desa.
Konsep desa wisata, jelas Asep Syaiful Bahri, selalu menitikberatkan pada kepedulian masyarakat, wisatawan, maupun pemerintah untuk selalu mengedepankan kelestarian lingkungan, kelestarian budaya, tata kelola dan kearifan lokal serta meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Jika prinsip-prinsip desa wisata diterapkan dengan benar, maka pembangunan desa wisata yang berkelanjutan akan terjadi.
Dirinya menguraikan, terdapat enam prinsip desa wisata yang harus diperhatikan dari mulai prinsip pelibatan masyarakat, prinsip wisata, prinsip sosial dan ekonomi, prinsip konservasi, perinsip kearifan lokal serta persinsip edukasi. Hal ini berarti aktivitas wisata yang dilaksanaksn harus dengan melibatkan masyarakat desa wisata dalam rangka melestarikan kearifan lokal, melakukan konservasi, berinteraksi dengan masyarakat dalam rangka edukasi, serta meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat desa wisata.
Tak hanya itu, Asep Syaiful Bahri, Desa wisata di Kabupaten Bogor memiliki peran untuk menciptakan pengalaman berwisata yang berkualitas dan menambah pengetahuan tentang berbagai daya tarik wisata (alam, budaya dan buatan) dan sebagai bisnis yang berkelanjutan, ramah lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan ekonomi masyarakat. (goy)