BERITA BOGOR – Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid kedua di Kabupaten Bogor dimulai sejak 29 April 2020 sampai dengan 14 hari kedepan dalam rangka memutus mata rantai penularan dan penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19).
Kamis (30/04/2020) siang, Bupati Bogor didampingi Dandim 0602 dan Kapolres Bogor beserta jajaran berkomunikasi dengan para Camat dan Kepala Desa melalui Live Zoom Meeting.
Dalam kesempatan ini, Bupati Bogor, Ade Yasin, menyampaikan untuk mendata pendatang baru dan pemudik. “Waspadai 16 kecamatan zona merah, lihat dan cek oleh para kades apakah warganya ada yang ODP, PDP maupun positif Covid. Jika ada yang sedang isolasi diminta warga untuk gotong royong membantu meringankan mereka,” kata Bupati Bogor.
Di wilayah perbatasan, kata Bupati Bogor, harus dijaga dan kendaraan diputarbalikan untuk kembali jika ada yang akan mudik. Perketat wilayah perumahan selain untuk mencegah covid juga untuk mewaspadai kriminalitas. Serta, intensifkan koordinasi di setiap tingkatan dengan muspika atau babinsa, babinmas.
Bupati Bogor menyampaikan instruksi untuk melakukan penyemprotan bagi masyarakat yang sedang berkerumun. “Terimakasih kepada semua yang sudah berperan aktif dalam PSBB jilid pertama, tapi belum optimal. Karena, masih banyak masyarakat yang tidak patuh dan kurva Covid-19 masih naik. Untuk itu lakukan pengetatan di level desa, RT, RW lebih efektif daripada yang dilakukan di jalan – jalan raya dengan cara pengetatan portal, pemeriksaan suhu, disinfektan, dan sebagainya.
Bupati Bogor juga menyampaikan apresiasi untuk Camat dan Kepala Desa yang berinisiatif menyiapkan tempat karantina jika ada pemudik. “Jika tidak ada karantina agar diawasi untuk isolasi mandiri. Jangan bosan untuk mengingatkan cuci tangan, masker dan imbauan lainnya. Dan, aktifkan lagi siskamling dan lapor 1x 24 jam,” ucapnya.
Bupati Bogor juga menyinggung imbauan untuk beribadah di rumah sesuai himbauan MUI. “Yakinkan masyarakat ini bukan melarang ibadah tapi dalam rangka mencegah penularan covid, sampaikan kepada para pengurus mesjid. Juga hindari tradisi ngabuburit dan kumpul – kumpul setelah sahur,” imbaunya.
Berkaitan dengan bantuan sosial, Bupati Bogor meminta kepada masyarakat yang masih mampu, jangan ikut-ikutan meminta bansos. Utamakan masyarakat yang memang tidak mampu untuk beli pangan untuk menyambung hidupnya. “Para kades yang diserang masyarakat karena data Bansos, harap bersabar itu resiko seorang pemimpin. Dan, sering-sering lihat masyarakat disekitarnya jangan sampai ada yang kelaparan. Jadi, Kades jangan cengeng, tapi harus bermental kuat, jangan bermental tempe, harus jadi petarung, harus siap jadi pemimpin, jangan teriak-teriak ke Presiden, Gubernur dan Bupati tentang data. Harusnya kita siap verifikasi,” tegasnya.
Bupati Bogor juga menjelaskan pengiriman beras bantuan dari Kabupaten Bogor dikawal oleh TNI, polres dan Danlanud ATS supaya cepat sampai dan tepat sasaran kepada penerima bantuan.
“Para ahli memperkirakan Covid-19 masih panjang, sehingga harus mengetatkan ikat pinggang,” imbau Bupati Bogor. (red)