Pemerintah Kota Bogor terus berupaya secara konsisten menangani empat skala prioritas sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor tahun 2010-2014.
Seiring dengan penanganan ke-empat skala prioritas tersebut, yakni transportasi, kemiskinan, kebersihan dan PKL, setiap masalah terus berkembang mengikuti dinamika kehidupan. Berikut sekilas gambaran upaya yang tengah dilakukan sepanjang tahun 2011.
Asisten Tata Praja Sekretariat Kota Bogor Ade Syarif Hidayat menjelaskan dalam Konferensi Pers di Ruang Rapat I Balaikota Bogor, Jumat (23/12/2011), bahwa penanganan di bidang transportasi dilakukan oleh sejumlah pihak terkait sepanjang tahun 2011.
“Baik untuk mendukung peningkatan kelancaran arus lalu lintas, tersedianya fasilitas sarana dan prasarana yang baik dan terpelihara, terealisasinya program shif angkot, berkurangnya pelanggar lalu lintas, dan terpantaunya angkutan umum yang layak jalan,” jelas Ade.
Beberapa capaian di tahun 2011:
1. Waktu tempuh rata-rata pada ruas jalan utama kota Bogor mencapai 19-24 km/jam. Angka di atas berdasarkan hasil survei penilaian Wahana Tata Nugraha (WTN) 2011 berdasarkan lokasi di Jl. Lawang Seketeng, Simpang Asem, Sholis, A. Yani, Sukasari, jembatan merah, pajajaran, sudirman dan surya kencana. Angka ini lebih tinggi dari target RPJMD sekitar 18 km/jam. Capaian diperoleh berkat sejumlah kegiatan seperti membuat kajian teknis lalu lintas, penempatan personil DLLAJ, penataan parkir dan pemberian penyuluhan lalu lintas.
2. Berkurangnya lokasi rawan macet dari 11 zona menjadi 9 zona kemacetan sesuai dengan target RPJMD pada tahun 2011. Pada tahun 2011, upaya mengurai masalah kemacetan berlangsung di Simpang Gunung Batu dan Simpang Surya Kencana.
3. Tertatanya trayek angkot dengan shift angkot pada tahun 2011, yang meliputi trayek 05 A (Ciomas-Merdeka), 08A (Jambu-Kencana-Ramayana), 04 (Wr. Nangka-Ramayana), 04A (Cihideung-Ramayana), 03 (Ciapus Ramayana), dan 18 (Ramayana-Mulyaharja)
4. Sebanyak 23.008 kendaraan melakukan uji kendaraan.
5. Telah dilakukan perencanaan dan data lalu lintas dan angkutan di Kota Bogor yang meliputi pendataan studi kelayakan Taksi, evaluasi kinerja angkutan umum, jaringan jalan utama, dan simpang di kota Bogor
Ade menambahkan bahwa upaya manajemen dan rekayasa lalu lintas ini didukung sejumlah upaya pembenahan infrastruktur sepanjang tahun 2011. Seperti program peningkatan dan pemeliharaan jalan, jembatan dan drainase di sejumlah tempat.
“Pemeliharaan rutin jalan, trotoar, drainase dan jembatan sepanjang tahun 2011 berhasil mendukung panjang jalan sepanjang 626.770 km dalam kondisi baik. Kegiatan ini juga meliputi preservasi berkala jalan, trotoar, drainase dan jembatan yang dilakukan di sejumlah tempat, seperti di Jalan A. Sobana, Jalan Dadali, Kayu Manis, Bina Marga, Jalan Cibeureum Mulyaharja, Jalan Paledang, Jalan Manunggal,” tambah Ade.
Pada tahun 2011 juga telah tersusun sejumlah dokumen DED, sepert DED peningkatan Jalan Muarasari, rehabilitasi jalan Situ Pete Kel. Sukadamai, peningkatan Jl Kapten Yusuf, peningkatan jalan Gunung Gadung, peningkatan jalan SLTP 16 Kayu Manis, peningkatan/pelebaran Jl Raya Semplak, perpanjangan rel kereta api ruas jalan R. Saleh Syarif Bustaman, peningkatan trotoar jalan Perintis Kemerdekaan dan saluran jalan Veteran, peningkatan Trotoar Jalan Lawang Gintung, peningkatan geometrik Simpang Kayu Manis Jalan Raya Kemang, peningkatan jalan Kayu Manis Bondol.
Sementara penataan dan penertiban PKL di Kota Bogor terus dilakukan sepanjang tahun 2011. Namun harus diakui, di lapangan masih ditemukan sejumlah hambatan dalam melaksanakan kegiatan penertiban. Hambatan tersebut di antaranya tidak adanya tempat khusus PKL dan tidak adanya tempat relokasi bagi PKL setelah ditertibkan. Belum lagi, pelaksanaan koordinasi yang dilakukan secara periodik kurang terlaksana dengan baik di antara instansi terkait.
Selain upaya penertiban, Ade menjelaskan pembinaan PKL juga telah dilakukan oleh Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor pada tahun 2011. PKL di bidang kuliner dilatih cara membuat makanan dan minuman yang berstandar kesehatan di 4 lokasi. Ke-40 peserta pelatihan diajak memahami prosedur pembuatan makanan/minuman yang memenuhi standar, mengetahui bahan makanan/minuman tambahan yang boleh dan tidak boleh. PKL juga diajak menjaga sanitasi di lingkungan berdagang.
Sumber: Kota Bogor (humas) 23/12/2011