Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kustantinah meresmikan laboratorium uji keamanan pangan swasta nasional terbesar di Indonesia bernama PT Saraswanti Indo Genetech (SIG) hadir di Jalan Rasamala, Nomor 46, Taman Yasmin, Kelurahan Curug Mekar, Bogor Barat, Kota Bogor, Senin (07/11/2011) kemarin.
Hadir pula Sekjen Kementerian Pertanian Hari Priyono beserta Wali Kota Bogor Diani Budiarto yang diwakili Asisten Daerah Edgar Suratman.
“Kami berharap PT SIG dapat berkomitmen, dalam meningkatkan mutu jaminan keamanan pangan. Namun tetap harus menjaga kredibilitasnya dari mulai komisaris, hingga staff. Sebab, kerja dibidang laboratorium pangan ini banyak godaan,” jelas Kepala BPOM RI Kustantinah.
Dia menjelaskan, proses pengujian makanan membutuhkan waktu lama, dibarengi dengan akurasi hasil uji laboratorium. Sebab, godaan dalam uji laboratorium itu cukup banyak, khususnya dalam memenuhi permintaan uji cepat.
Sementara itu, Sekjen Kementerian Pertanian Indonesia Hari Priyono mengatakan dalam situasi krisis saat ini, sektor pertanian masih menjadi basis ekonomi. “Pertanian merupakan basis kedua ekonomi dan perdagangan pertanian, ekspor dan impor. Selama ini ekspor, jaminan kualitas dan mutu selalu dilakukan di luar negeri. Disitu negara para pelaku usaha dirugikan, karena semua proses uji laboratorium harus di luar negeri,” jelasnya.
Pihaknya berharap dengan adanya PT SIG yang sudah mendapat akreditasi internasional dapat meminimalisir permasalahan ekspor pangan ke luar negeri. “SIG juga harus jadi fasilitator, perdagangan ke China, Uni Eropa dan Amerika. Dengan demikian nantinya betul-betul bisa menjadi fasilitasi dan akselerasi perdagangan ekspor pangan ke luar negeri,” jelasnya.
Sementara itu, Dirut PT SIG Yahya Taufik mengaku, pihaknya siap menjadi seperti apa yang diharapkan pemerintah. “Khususnya dalam memfasilitasi perusahaan/negara untuk mengekspor produk pangan ke luar negeri. Hal tersebut dibuktikan dan sudah berjalan sejak dua tahun,” tandasnya.
Sejak 2006, PT SIG sudah memiliki pelanggan 1000 lebih. Menurutnya, sebagian besar pelanggannya berasal dari Usaha Kecil Menengah (UKM). “Dalam satu bulan, kita bisa menghasilkan 10 ribu sample, dengan uji kemampuan selama 5 hari,” jelasnya.(als)
foto: ilustrasi