CARINGIN – Puluhan warga Kampung Tenggek, Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor mendatangi PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora).
Pasalnya, keluhan warga terhadap pencemaran sungai tak pernah ditanggapi pihak perusahaan, Jumat (7/9/2012).
Warga menuntut pihak manajemen perusahaan, agar tidak lagi membuang limbah pabrik ke saluran air yang menyebabkan sungai Cigintung tercemar.
Dihadapan manajer dan personalia PT TFJ, warga menunjukan beberapa kantong sample air yang diduga telah tercemari limbah. “Lihat dan cium sendiri baunya pak, kalau anda tidak percaya dan menganggap kami (warga-red) telah merekayasa,“ kata hasanudin, salah seorang warga sambil menunjukan kantong plastik berisi air keruh berwarna kehitaman kepada pihak perusahaan.
Khawatir terjadi gejolak, Ahmad Hermanto, General Affair PT TFJ bersama sejumlah warga langsung menelusuri aliran pembuangan limbah hingga ke hulu sungai Cigintung. Sepanjang aliran sungai nampak berbuih serta berwarna kehitaman.
Usai meninjau aliran sungai sekitar 30 menit lamanya, pihak perusahaan kembali ke lokasi pabrik. Para pendemo tengah melempar-lempar minuman kemasan botol (Pucuk Harum-red) yang disuguhkan pihak keamanan pabrik. “Pokoknya kami minta, limbah pabrik jangan dibuang lagi ke sungai. Karena sungai yang tercemar, kami tidak bisa lagi melakukan aktivitas rumah tangga (MCK),“ teriak warga.
Akhirnya, pihak manajemen mengajak mediasi beberapa perwakilan warga. Walhasil, keesokan harinya pihak PT TFJ akan kembali meninjau lokasi sungai bersama kontraktor yang tengah mengerjakan proyek perbaikan pengolahan limbah di lokasi pabrik.
“Seharusnya, pekerjaan ini sudah selesai beberapa pekan lalu. Tapi karena ada keterlambatan, akhirnya masalah ini belum juga selesai,“ ujar Ahmad seraya menyalahkan pihak kontraktor terkait keterlambatan pengerjaan proyek.
Tak hanya itu, warga juga menuding Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta Komisi C DPRD Kabupaten Bogor yang dianggap hanya mengambil keuntungan semata, terkait sejumlah persoalan yang terjadi di PT TFJ.
“Dewan dan dinas serta lembaga terkait, bisanya cuma mengincar amplop doang. Makanya kami tidak percaya sedikitpun kepada mereka, karena terkesan membela perusahaan. Buktinya, persoalan ini sudah bertahun-tahun, tapi tak kunjung selesai,“ cetus warga.
Sementara, Kades Cimande Hilir Bunyamin menandaskan, pihaknya kerap menyampaikan keluhan warga terkait pencemaran limbah cair milik perusahaan. Namun lagi-lagi, pihak manajemen tak pernah merespon keluhan warga.
“Kami seringkali menyampaikan hal ini kepada pihak manajemen, tapi sepertinya hal ini tak berpengaruh bagi mereka. Jangan salahkan kami, kalau akhirnya terjadi gejolak seperti ini,“ kata Kades melalui selularnya. (*/asep)
Editor: Michelle
Email: beritabogor2002@ gmail.com