Merayakan Hari Ulang Tahun (HUT), Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) Kota Bogor menggelar aksi pijat massal, Selasa (13/12/2011). Pijat massal berlangsung sejak pukul 09.00 WIB di Ruang Rapat I Balaikota Bogor. Aksi pijat massal dilakukan untuk mempromosikan kembali pijat tuna netra di Kota yang dari tahun ke tahun semakin terpuruk. Ketua Panitia Denni Hudaeni Fattah (39 tahun) menuturkan keterpurukan pijat tuna netra berlangsung setiap tahunnya, karena tidak sanggup bersaing dengan usaha pijat yang menjamur di Kota Bogor seperti pijat refleksi, spa, shiatzhu. Denni mengatakan klinik pijat tunanetra yang berjumlah 27 klinik di Kota Bogor tidak mampu menyaingi menjamurnya usaha-usaha di atas. “Untuk itulah kita adakan pijat massal hari ini. Kita ingin mempromosikan kembali pijat tunanetra di Kota Bogor,” tambah Denni. Ditambahkan oleh pemijat senior, Darlia (63 tahun), yang sudah berprofesi sebagai pemijat sejak tahun 1974, dengan pemijatan, tubuh pelanggan akan merasakan relaksasi. Dengan rutin memijatkan tubuh, akan menghindarkan pelanggan dari penyakit seperti batuk dan pilek. “Dengan dipijat, tubuh menjadi bugar. Aliran darah akan semakin lancar. Dan akan dijauhkan dari penyakit,” ujar Darlia. Darlia mengaku setiap bulannya memiliki sekitar 50 pelanggan, baik pelanggan yang datang langsung ke klinik atau pelanggan yang minta pemijat tunanetra datang ke rumah. Setiap melakukan pemijatan, Darlia akan melakukan pemijatan selama sekitar dua jam. Dengan tarif yang disesuaikan. “Kalau datang ke klinik tarifnya Rp 35 ribu. Tapi kalau dipanggil ke rumah tarifnya Rp 70 ribu. Kalau lokasinya jauh, paling kami minta tambah ongkos ojek,” tambah Darlia. Darlia berharap, dengan dilakukannya pijat massal, kliniknya akan bertambah pelanggan. Sehingga kehidupan Darlia dan teman-teman satu klinik dapat menggantungkan hidup dari usaha memijat. “Mudah-mudahan jadi pelanggan tetap kami ya,” harapnya.(als)
Sumber: Kota Bogor 13/12/2011