BOJONGGEDE – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Rw10
Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor konsisten membantu warga kurang mampu dalam memberikan
pendidikan gratis bagi putra – putri setempat yang berusia pra sekolah.
Perjuangan sosok Kepala Sekolah PAUD itu patut
dijadikan inspirasi bagi pelaku pendidikan lainnya, Pasalnya, Dewi (38), tak
pernah menyerah menghadapi keterbatasannya dalam mengelola PAUD yang telah
dirintisnya selama bertahun – tahun.
dijadikan inspirasi bagi pelaku pendidikan lainnya, Pasalnya, Dewi (38), tak
pernah menyerah menghadapi keterbatasannya dalam mengelola PAUD yang telah
dirintisnya selama bertahun – tahun.
“Awalnya saya datangi rumah Ketua Rt setempat untuk menanyakan
kerumah rumah warga disini apakah anak anak mereka mau dengan diadakannya pendidikan gratis, rumah yang
saya datangi jauh jauh sekali mas, saya jalan kaki waktu itu saya nikmati aja
dan alhamdulilah satu persatu datang dan terus mau, terus saya buka disini
dirumah pak Rt Namat selaku Rt 02/10 Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede,” kata Dewi kepada Bogor Ekspres, Jum’at (23/3).
kerumah rumah warga disini apakah anak anak mereka mau dengan diadakannya pendidikan gratis, rumah yang
saya datangi jauh jauh sekali mas, saya jalan kaki waktu itu saya nikmati aja
dan alhamdulilah satu persatu datang dan terus mau, terus saya buka disini
dirumah pak Rt Namat selaku Rt 02/10 Desa Ragajaya Kecamatan Bojonggede,” kata Dewi kepada Bogor Ekspres, Jum’at (23/3).
Sebagian besar warga
Kampung Babakan Desa Ragajaya memang
sangat membutuhkan pendidikan gratis
bagi anak-anak
mereka. Sebab, Taman Kanak-kanak (TK) yang ada memberlakukan biaya pendidikan cukup
besar, sementara kondisi perekonomian
masyarakat di lingkungan itu kebanyakan kalangan kurang mampu.
Kampung Babakan Desa Ragajaya memang
sangat membutuhkan pendidikan gratis
bagi anak-anak
mereka. Sebab, Taman Kanak-kanak (TK) yang ada memberlakukan biaya pendidikan cukup
besar, sementara kondisi perekonomian
masyarakat di lingkungan itu kebanyakan kalangan kurang mampu.
Namun demikian, Dewi
mengungkapkan kegembiraannya lantaran selama ini
dapat mendidik anak-anak
dilingkungan tersebut yang sudah berjalan selama lima tahun. “Senang sekali mas, saya
bisa memberikan ilmu kepada anak anak apalagi sudah berjalan hampir lima tahun
ini, sering juga alumni alumni disini laporan kepada saya sering mendapat
prestasi di sekolah sekolah dasar mereka,”
katanya.
mengungkapkan kegembiraannya lantaran selama ini
dapat mendidik anak-anak
dilingkungan tersebut yang sudah berjalan selama lima tahun. “Senang sekali mas, saya
bisa memberikan ilmu kepada anak anak apalagi sudah berjalan hampir lima tahun
ini, sering juga alumni alumni disini laporan kepada saya sering mendapat
prestasi di sekolah sekolah dasar mereka,”
katanya.
Mengenai kualitas
pendidikan dan
metode belajar, PAUD ini menerapkan sesuai
petunjuk teknis yang diberlakukan pemerintah. Tidak
jauh berbeda dengan sekolah sekolah yang lain. Hal ini menjadi kebanggaan warga setempat yang turut bersama – sama
membangun pendidikan bagi
anak-anaknya. Tenaga didik yang ada mampu bekerja secara suka rela dan
ikhlas walau tanpa diberikan gaji.
pendidikan dan
metode belajar, PAUD ini menerapkan sesuai
petunjuk teknis yang diberlakukan pemerintah. Tidak
jauh berbeda dengan sekolah sekolah yang lain. Hal ini menjadi kebanggaan warga setempat yang turut bersama – sama
membangun pendidikan bagi
anak-anaknya. Tenaga didik yang ada mampu bekerja secara suka rela dan
ikhlas walau tanpa diberikan gaji.
“Saya merasa tergerak
karena lingkungan banyak yang mengeluhkan untuk masuk sekolah TK mahal,
sedangkan tuntutan pendidikan saat ini jika ingin masuk ke Sekolah Dasar harus
terlebih dahulu masuk TK,” ujar Dewi sambil tersenyum miris.
karena lingkungan banyak yang mengeluhkan untuk masuk sekolah TK mahal,
sedangkan tuntutan pendidikan saat ini jika ingin masuk ke Sekolah Dasar harus
terlebih dahulu masuk TK,” ujar Dewi sambil tersenyum miris.
Hal
ini senada diutarakan Yati (28),
Wali Murid yang hari itu
sedang mengantarkan
anaknya. “Suasana
belajar
di rumah Pak Rt
02 ya seperti ini. PAUD ini memang
belum mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Meskipun hanya bertempat
di rumah Ketua
Rt tapi anak – anak senang belajar bersama disini,”
tuturnya.
ini senada diutarakan Yati (28),
Wali Murid yang hari itu
sedang mengantarkan
anaknya. “Suasana
belajar
di rumah Pak Rt
02 ya seperti ini. PAUD ini memang
belum mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Meskipun hanya bertempat
di rumah Ketua
Rt tapi anak – anak senang belajar bersama disini,”
tuturnya.
Menurut dia, sekolah TK yang
lain butuh biaya mahal, sementara kalangan masyarakat
yang kurang mampu merasa terbantu sekali dengan PAUD gratis ini. “Kualitas pendidikannya
juga tidak kalah dengan kualitas Tk lainnya,”
kata Yati,
warga Kampung Babakan.
lain butuh biaya mahal, sementara kalangan masyarakat
yang kurang mampu merasa terbantu sekali dengan PAUD gratis ini. “Kualitas pendidikannya
juga tidak kalah dengan kualitas Tk lainnya,”
kata Yati,
warga Kampung Babakan.
Secara terpisah, Namat, Ketua Rt02/10 mengaku bangga atas kelangsungan pendidikan
gratis bagi warganya selama ini. “Saya selaku Ketua Rt disisni sangat
senang sekali, sudah lima tahun dapat membantu anak anak belajar tanpa dikenakan biaya, bahkan tempat saya tidak mau di
sewa sepeser pun, yang penting
kegiatan lancer,” ujarnya.
gratis bagi warganya selama ini. “Saya selaku Ketua Rt disisni sangat
senang sekali, sudah lima tahun dapat membantu anak anak belajar tanpa dikenakan biaya, bahkan tempat saya tidak mau di
sewa sepeser pun, yang penting
kegiatan lancer,” ujarnya.
Dia juga berharap
donatur yang ada dapat
membantu PAUD, terutama untuk
sarana dan prasarana yang masih
dirasa kurang memadai. Karena selama ini kegiatan
belajar mengajar hanya menempati
pelataran hingga kedalam
ruang
tamu dan kamar pribadi milik Ketua Rt.
Hal ini disebabkan semakin hari semakin bertambah
jumlah muridnya.
(msp) foto:int
donatur yang ada dapat
membantu PAUD, terutama untuk
sarana dan prasarana yang masih
dirasa kurang memadai. Karena selama ini kegiatan
belajar mengajar hanya menempati
pelataran hingga kedalam
ruang
tamu dan kamar pribadi milik Ketua Rt.
Hal ini disebabkan semakin hari semakin bertambah
jumlah muridnya.
(msp) foto:int