BERITA BOGOR – Kamis (13/2/2020) lalu, Menteri Sosial Juliari Batubara menjelaskan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial telah berkontribusi menurunkan angka kemiskinan di Indonesia dari 9,41% menjadi 9.22%.
Dalam program Sembako ini, keluarga penerima manfaat (KPM), selain dapat membeli beras dan telur sesuai kebutuhan, para penerima manfaat ini juga kini mendapatkan tambahan pilihan, yakni berupa bahan-bahan sembako lainnya, seperti buah, sayur, tempe atau bahan lokal lain yang disesuaikan dengan wilayah masing-masing.
Di awal tahun 2020, program BPNT bertransformasi menjadi Program Sembako.
Menteri Sosial Juliari Batubara bergerak cepat dengan langsung terjun ke masyarakat penerima bantuan saat penyaluran dan pencairan Sembako. Kementerian Sosial juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) di dua agen e-Warong di Kota Bogor, Jawa Barat dan Kabupaten Cianjur untuk melihat kesiapan e-Warong ini dalam menerima manfaat saat mencairkan bantuan.
Menteri Sosial menjelaskan tentang tingginya perhatian pemerintah terhadap kualitas penduduk Indonesia dengan cara menaikkan jumlah nilai bantuan, yang sebelumnya hanya Rp110.000 per bulan, kini menjadi Rp150.000 per bulan. Pencairan bulan pertama program Sembako ini juga dilakukan pada daerah-daerah lainnya. Salah satunya adalah daerah Mamuju, Sulawesi Barat.
Kementerian Sosial terus memantau jalannya sosialisasi kepada para penerima manfaat, serta kesiapan e-Warong atau agen bank sebagai tempat pencairan program Sembako. “Kemarin kita cuma menerima beras sama telur. Sekarang kita bisa mendapat ayam, ada tempe. Alhamdulillah,” kata Dahniar, KPM Kab. Mamuju. Sekarang kebutuhan saya tersubsidi oleh pemerintah,” ucap Maywaroh dari Gresik, dilansir kompastv. (*/als)