Sekitar 90 ribu anak di Kota Bogor akan menjadi sasaran imunisasi campak dan polio putaran ketiga yang akan dilaksanakan serempak pada tanggal 18 Oktober mendatang. Guna menyukseskan kegiatan tersebut jajaran Dinas Kesehatan, para Direktur Rumah Sakit dan Kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Puskesmas se Kota Bogor, dikumpulkan di Gedung Auditorium LIPI, Selasa (11/10/2011).
Jajaran Dinas Kesehatan, para Direktur Rumah Sakit dan Kepala Puskesmas dikumpulkan dalam rangka Pembetukan Kelompok Kerja (Pokja) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), sekaligus diberikan tugas untuk mengkampanyekan Imunisasi Campak dan Polio.
Kegiatan ini dibuka resmi walikota Bogor yang diwakili Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Bogor Arif Mustofa Budiyanto.
Arif berharap, bahwa pelaksanaan imunisasi campak dan polio agar dipersiapkan dengan baik, mengingat fakta yang ada di Indonesia menyatakan bahwa populasi kelompok masyarakat yang rentan campak masih besar dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa.
Fakta lainnya adanya peningkatan penderita lumpuh layu mendadak yang disebabkan belum menerima imunisasi polio. “Saya berharap pihak rumah sakit, puskesmas, dan organisasi profesi ikut menjadi tim pokja penanggulangan KIPI Kota Bogor untuk memudahkan seluruh penanganan KIPI di Kota Bogor, dan meminimalisir kasus, dan hambatan yang akan muncul,” pintanya
Kepala Bidang P3KL (Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Kesehatan Lingkungan) pada Dinas Kesehatan Kota Bogor dr. Edi Dharma menjelaskan, bahwa Kampanye Imunisasi Campak dan Polio kali ini merupakan putaran ketiga. Kampanye akan dilaksanakan serempak pada tanggal 18 Oktober 2011 yang dilakukan di 17 Provinsi. Putaran ke-1 tahun 2010, dan putaran ke-2 pada pertengahan 2011.
Edi menjelaskan campak merupakan penyakit infeksi menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah, karena masih menyerang balita, dan masih menimbulkan kematian. “Di Bogor pada tahun 2006 pernah mengalami kejadian luar biasa, dimana penyakit campak menyerang kelurahan Empang, yang disebut campak lolongok, “ kata Edi. Edi menyebutkan, di Indonesia Campak masih menjadi masalah, sehingga kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mereduksi campak terpaksa harus dilaksanakan step up campaign, sehingga mau tidak mau yang sudah diberi campak harus diberikan lagi satu kali,” ujar Edi.
Kampanye ini, lanjut Edi, merupakan kegiatan secara massal, karena pada dengan sasaran kurang lebih 90 ribu balita yang ada di kota Bogor. Karena waktunya yang singkat, tidak menutup kemungkinan akan terjadi masalah,
Biasanya, masalah yang dihadapi pada pelasnaan Imunisasi tidak semua anak mau menerima vaksin dan adanya pihak rumah sakit yang tidak siap menerima pasien campak. “ Kita berharap pada pelaksanaannya nanti pada tahun ini tidak kendala yang serius, “ katanya. Oleh karena itu diharapkan 9 rumah sakit, 24 puskesmas di Kota Bogor yang masuk dalam tim Pokja KIPI bisa mengatasi kendala yang dihadapi dilapangan.
Pelaksanaan Imunisasi akan dilaksanakan di 989 Pos Imunisasi, yang tersebar di 68 kelurahan. Dalam kegiatan tersebut akan diterjunkan 3.200 kader posyandu, serta melibatkan seluruh petugas puskesmas, bidan, dan perawat yang berada dipuskesmas. Selain itu Imunisasi ini akan dilaksanakan di 9 rumah sakit, dan 24 Taman Kanak-kanak.
Mengenai Pembentukan Pokja KIPI, Edi mengatakan, Pokja KIPI sangat penting, untuk menyelamatkan anak dan tuntutan dari masyarakat karena adanya kesalahan yang diperbuat baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja.
Diharapkan, setiap puskesmas bisa bekerja dengan baik sehingga tidak menimbulkan infeksi pasca kejadian imunisasi. Puskesmas pun diminta membersihkan lengan anak “Kalau imunisasi sebelumnya membersihan dengan menggunakan air panas, kali ini menggunakan alkohol, agar tidak menimbulkan permasalahan akibat pemberian imunisasi yang tidak steril, “ jelasnnya.
Menurut Edi, kegiatan akan diilakukan dalam tiga tahap, tahap pertama pelaksanaan Imnunisasi pada 18 Oktober. Tahap kedua selama satu minggu akan dilakukan sweeping dari rumah ke rumah untuk mencari anak yang belum terimunisasi, dan tahap ketiga dilakukan sweeping admistrasi.
“ Kota Bogor diberikan target oleh Provinsi Jawa Barat sebesar 95%. “Kita berharap pada waktunya nanti akan berjalan lancar, dan tanpa hambatan, “ pungkasnya. (chris)
Sumber: Kota Bogor 11/10/2011