Puluhan rumah warga di Kampung Nyenang Rt03 dan 04 di wilayah Rw02, Desa Muarajaya Kecamatan Caringin rawan longsor. Sejak tiga tahun terakhir, di wilayah itu tercatat 6 rumah warga tertimpa longsor. Karena letak pemukiman berada di atas dan bawah tebing serta aliran sungai.
Sekdes Muarajaya Wahyudin menuturkan, di kampung tersebut terdapat sekitar 100 rumah warga yang bermukim ditepi dan di bawah tebingan setinggi 8 meter dengan panjang 200 meter.
”Kami hanya bisa mengingatkan, agar warga selalu waspada, terlebih saat musim hujan tiba. Apalagi di wilayah itu, kontur tanahnya labil, dan saluran irigasi yang tidak berfungsi,” ungkapnya, Jum’at (7/10/2011)
Pada tahun 2009 lalu, sebanyak 6 rumah warga di kampung Nyenang dan Lebak Pari hancur tergerus longsor. “Saat itu, perbaikan rumah para korban dibantu Muspika serta swadaya warga,” katanya.
Di Desa Muarajaya, sedikitnya terdapat 3 titik daerah rawan longsor diantaranya, kampung Nyenang, Lebak Pari serta Kampung Sukamaju. Selain rawan erosi, warga yang tinggal di tepi tebingan juga terancam musibah puting beliung, karena berada di atas ketinggian. “Setiap kali turun hujan disertai angin kencang, sudah bisa dipastikan, pasti ada kejadian yang melanda desa ini,” tuturnya.
Meski demikian, pihak Pemerintah Desa (Pemdes) mengaku tak bisa berbuat banyak. Karena umumnya warga beralasan, tak memiliki lahan lagi untuk mendirikan rumah mereka. Bahkan, salah satu rumah milik Bibin, warga Kampung Lebak Pari, RT 2/2, sejak setahun lalu
dikosongkan karena pondasi rumahnya yang berada di tepi tebing sebagian terkikis tebing.
dikosongkan karena pondasi rumahnya yang berada di tepi tebing sebagian terkikis tebing.
“Sebagian rumahnya nyaris ambruk karena pondasinya terbawa longsor tahun lalu. Khawatir terjadi longsor susulan, akhirnya rumah dibiarkan kosong,” ungkap Babinsa Muarajaya Wawan Darmawan. (asep/hen)
Sumber: Bogoronline 7/10/2011