Puluhan warga yang bermukim di bantaran sungai Cileungsi terancam longsor. Setiap hujan mengguyur, warga terpaksa harus siaga akan datangnya luapan air sungai dan mengatisipasi longsor dengan meletakkan sejumlah karung
berisi tanah di bibir sungai Cileungsi.
Seorang warga Desa Lulut, Rasdi mengaku sebagian besar warga yang bermukim menolak di relokasi dengan alasan mata pencaraian warga adalah petani sayuran yang lahan garapannya tak jauh dari bibir sungai tersebut. Permukiman warga yang terancam longsor ini tersebar di Desa Lulut, Bantarjati, Nambo, Kembang Kuning, dan Leuwimekar.
Camat Klapanunggal Asep Mulayana membenarkan di wilayah kerjanya terdapat 21 rumah yang berada di bantaran sungai Cileungsi yanga rawan longsor. “Khawatir hujan deras, air Sungai Cileungsi meluap dan menggerus tanah tebangan yang dijadikan rumah itu,” ujarnya.
Pihaknya sudah berupaya mengantisipasi terjadinya longsor sejak dini lebih baik dengan melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor. “Kami berharap kepada BPBD dapat memantau dan memetakan daerah-daerah mana saja yang rawan longsor di Klapanunggal,” katanya. (obi)
Editor: Annisa R