Irisan sate lebih besar, pengolahan dengan cara alami agar daging awet, sehat, enak, empuk dan tidak bau. Kebanyakan orang tidak mau makan kambing karena baunya. Tapi di warung sate R.H Engkos, bau serta daging kambing yang keras tidak ada sama sekali.
RH Engkos yang sudah 59 tahun menjalankan usaha sate kambing ini dulunya adalah seorang peternak dan pemotong kambing bersama orangtuanya. RH Engkos yang akrab di panggil Pa Haji ini tahu betul mana kambing yang sehat dan bagaimana cara memotong kambing yang benar agar tidak bau. “Rasa itu karena daging, keras karena tulang, bau karena bulu atau darah”, terangnya.
Untuk mendapatkan daging kambing yang tidak bau yaitu dari cara pemotongannya harus benar, karena pemotongan yang salah akan menyebabkan bau amis. Selain dari pemotongan, agar dagingnya tahan lama hingga 2 hari, daging satenya dibakar dengan menggunakan batang kayu yang keras, begitupun dengan nasi agar awet menggunakan bakul yang terbuat dari anyaman rotan bukan dari plastik.
Warung Sate RH Engkos yang terletak di Kp.Cijeruk Ds.Palasari rt.03/02 no.116 ini menyediakan sate kambing, sate ayam, sop kambing, dan menerima pesanan kambing guling.
Warung sate RH Engkos mengolah daging menjadi bentuk irisan satenya lebih besar. Umumnya 1 porsi berisi 15 tusuk dengan irisan sate yang kecil tapi di tempat ini 1 porsinya Cuma 10 tusuk, 1 tusuknya seharga Rp.2000 tapi irisan satenya besar. dan bumbu yang digunakan menggunakan asli bumbu kacang yang masak pake kayu bukan bumbu umumnya yang dicampur dengan kentang.
“Saya sudah 4 tahun menjadi pelanggan dan selalu makan sate di warung Pa Haji.” Ungkap salah satu pelanggan yang datang ketika ditemui Sundaurang di warungnya. Walaupun tempatnya sederhana, warung sate Pa Haji dikunjungi tidak hanya oleh warga sekitar tapi dari kota dan dari luar kota juga.
1 porsi sate kambing sebanyak 10 tusuk seharga Rp.20.000, nasi 1 porsi Rp.3000, Sop kambing Rp.15.000/ porsi, selain itu pa Haji juga menerima pesanan kambing guling seharga Rp.1.5jt terima beres tinggal makan. Jenis kambing yang dipotong untuk dijadikan sate, sop, dan kambing guling yaitu kambing domba karena dagingnya empuk selain itu kulitnya dapat dijual lagi seharga Rp.35.000/lembar dengan panjang 80-120cm. “Beda dengan kambing jawa yang dagingnya kurang empuk karna makanannya rumput dan kulitnya pun murah hanya Rp.10.000/lembar ukuran 80-120cm.” jelas Pa Haji yang juga menjual kulit kambing.
Warung sate RH Engkos buka setiap harinya mulai dari jam 06.00 hingga malam. Tempat ini biasa mulai ramainya dari hari jumat sampai ke minggu dan menjelang tahun baru ini pa haji biasanya banyak menerima pesanan sate maupun kambing guling untuk acara tahun baruan. (iwan)