BeritaBogor | Situs Budaya KPH Bogor ( Kawasan Pemangku Hutan Bogor ) Dalam konteks Pengelolaan Hutan Lestari, Situs Budaya, merupakan salah satu kawasan yang masuk kriteria High Conservation Value Forest (Kawasan Hutan Bernilai Konservasi Tinggi).
Artinya kawasan-kawasan tersebut harus dilestarikan. Selain itu, UU No. 5 tahun 1992 juga mengamanatkan untuk melakukan pemeliharaan terhadap lokasi-lokasi yang dijadikan memiliki nilai budaya dan kesejarahan.
Untuk kepentingan tersebut, Perum Perhutani KPH Bogor melakukan inventarisasi terhadap Situs Budaya yang berada di wilayah pengelolaan KPH Bogor.
Situs Budaya KPH Bogor tersebut adalah:
1. Situs Talaga Saat

Telaga Saat, – Koleksi Foto. Groepsportret aan het meer van Tjisaroea ten westen van Sindanglaja, West Java date=ca. 1928
Situs Telaga Saat berada di Petak 19 RPH Cipayung BKPH Bogor atau masuk desa Tugu kecamatan Cisarua. Dari keterangan seorang karyawan teh Ciliwung, Talaga Saat ditemukan pada waktu pembukaan perkebunan teh ciliwung.
Dulunya hanya berupa panggupakan (tempat pemandian) banteng hutan. Tahun demi tahun talaga saat tersebut dipenuhi dengan air dan sekitar tahun 2000 dilakukan pengerukan sehingga terbentuklah telaga yang indah dan alam.
Di lokasi ini jenis flora yang hidup antara lain eceng gondok, teratai, dan tegakan maesopsis dan damar. Sedangkan fauna yang ditemui antara lain Elang Jawa, biawak dan ayam hutan. Saat ini dikembangan sebagai lokasi wana wisata.
2. Goa Garunggang
Goa ini terletak di petak 19 RPH Babakan Madang BKPH Bogor. Flora yang dapat ditemui di lokasi ini berupa jenis tumbuhan bawah serta pohon-pohon antara lain mindi (Melia azedarch), Maesopsis, Nangka, dan Picung.
Disekitar goa dapat kita lihat jenis burung-burung terkadang nampak Elang Jawa. Sedangkan di dalam Goa dapat kita lihat bermacam hewan melata seperti Kelabang, kaki seribu, jangkrik serta katak besar yang berkamumflase dengan warna batuan serta didominasi kelelawar.
3. Makam EYANG TAJI MALELA
Situs ini terletak di Petek 5b RPH Cariu BKPH Jonggol. Menurut cerita yang berkembang, Eyang TAJI MALELA adalah pejuang dan penyebar ajaran islam diwilayah Bogor Timur, tepatnya di Desa Buanajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor.
Konon, beliau adalah murid dari SUNAN GUNUNG JATI, yang meneruskan penyebaran syiar Islam di daerah Bogor Timur. Tidak diketahui kapan EYANG TAJI MALELA dan ketiga pengikutnya wafat dan dimakamkan di daerah tersebut, namun hingga saat ini makam tersebut banyak dikunjungi oleh pejiarah yang datang dari daerah Bogor, Cianjur, Karawang, Purwakarta dan dari daerah lainnya.
4. Batu Tapak
Terletak di Blok Ganea RPH Gn Karang BKPH Jonggol atau di Kampung Bojong Desa Sukamakmur Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. Luas Batu tapak yang sudah ditetapkan oleh BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Provinsi Banten yaitu 2000 m².
Batu Tapak adalah sebuah batu berukuran besar yang mana di atas batu tersebut ada dua bekas dua telapak kaki dan dua baris tulisan disinyalir bahasa sanksekerta.
Menurut banyak cerita khususnya menurut keterangan Bapak Joyo (penunggu dan pemeliharaan situs batu tapak) bahwa bekas kaki tersebut adalah bekas orang sakti jaman dahulu kala, ada yang menyebut bekas kaki PRABU KIAN SANTANG putra PRABU SILIWANGI RAJA PAJAJARAN .
5. Maqom Ki Buyut Masan
Situs ini berada di Petak 16c RPH Tenjo BKPH Parungpanjang. Menurut petugas kebersihan Maqom Ki Buyut Masan, Maqom ini dahulunya adalah lokasi pemakaman penduduk kampung Panyaeun.
Maqom ini dijadikan tempat ziarah sejak tahun 1990-an, bermula dari mimpi salah seorang warga, dimana di dalam mimpinya, warga tersebut kedatangan seseorang yang minta dipelihara kuburannya, yang terletak di bawah pohon Areng sekitar pemakaman kampung Panyaeun.
Berdasarkan pesan dari mimpi tersebut, setelah melihat ke lokasi pemakaman, ternyata kuburan yang tepat berada dibawah pohon Ki Areng adalah makam yang sekarang dijadikan sebagai Maqom Ki Buyut Masan. Oleh penduduk sekitar, maqom ini akhirnya dijadikan sebagai tempat ”permintaan berkah” sebelum menanam padi di sawah.
Selain Maqom Ki Buyut Masan, di belakang Maqom tersebut terdapat juga maqom Raden Bagdad dan Nyi Rambet, yang terletak satu hamparan dengan makam – makam lainnya, namun masyarakat tidak tahu yang mana maqom Raden Bagdad dan Nyi Rambet tersebut.
Flora yang ditemukan antara lain Kiareng, Mahoni, Lame sedangkan jenis hewan yang bisa ditemui yaitu Jenis burung, ayam hutan dan musang.
6. Pulo Cangkir
Situs ini terletak di KPH Petak/Blok 1/Kronjo RPH Tangerang BKPH Parungpanjang. Pulo cangkir saat ini merupakan obyek wisata religi. Sejarah singkat dan silsilah pulo cangkir di awali dari keberadaan maqom yang di keramatkan oleh masyarakat sekitar, yang konon katanya di percayai dapat memberikan tuah dan berkah bagi yang mengunjunginya, menurut cerita masyarakat maqam tersebut adalah maqom Pangeran Sabrang Lor yang juga di kenal oleh masyarakt sekitar adalah Pangeran Jaga Lautan.
Berdasarkan dari silsilah sejarah yang belum di ketahui dari referensi mana catatan sejarah tersebut, bahwa Pangeran Sabrang Lor (Pangeran Jaga Lautan ) merupakan salah satu keturunan raja Banten Hasil perkawinan dengan selirnya yaitu Maulana Hasanudin Banten (1552-1570)
7. Situ Cijantungeun
Telaga ini terletak pada Petak 34d BKPH Parungpanjang RPH Maribaya. Situ Cijantungeun merupakan situs ekologi yang secara adminiatratif terletak di kampung Ciapus Girang, Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga, seluas 0,45 ha.
Kawasan situ tersebut sebagian masuk dalam kawasan hutan Perum Perhutani dan sebagian lagi masuk dalam kawasan Pemda Kabupaten Bogor. Keberadaan danau/situ tersebut terbentuk secara alami sejak jaman dulu dan digunakan oleh masyarakat untuk pengairan sawah dan tempat memancing ikan.
Menurut informasi masyarakat sekitar, pada waktu-waktu tertentu seperti menjelang Idul Fitri ataupun Maulid Nabi terdapat tradisi bedah situ.
8. Gua Semar Tumaritis
Terletak di BKPH Parungpanjang RPH Jagabaya Petak 49d. Konon dahulu kala tempat ini adalah tempat musyawarah kumpulan para Sekh/ulama-ulama sakti dalam menyebarkan agama dan mempertahankan negara. Ada seorang ulama sakti berbudi luhur dalam pawayangan yakni Raden Semar Murka, sehingga Ia dijadikan pemimpin dalam setiap musyawarah dan perjuangan untuk membela kebajikan.
Sekitar tahun 2004 lalu beberapa penelusur goa mencoba untuk menelusuri goa yang konon kabarnya sangat luas dan panjang. Untuk masuk ke gua disyaratkan ritual yang mengandung aura magic seperti mengadakan 7 rupa kembang dll. Ada versi lain, dinamakan Gua semar Karang Tumaritis karena suara air yang menetes di dalam gua. Ada yang percaya gua tersebut bisa menembus ke Cirebon, Bogor dan Banten.
9. Uyut Raden Tembang
Terletak di BKPH Parungpanujang RPH Jagabaya Petak 55. Menurut cerita, pada jaman dulu kala ada seekor macan yang sedang terhimpit batu diatas gunung pingku macan tersebut merintis kesakitan bersuara meminta tolong. Kemudian suara tersebut terdengar oleh seorang ulama yang namanya sdr Mangsur dari kampung Cikaduen Pandeglang Banten.
Seorang ulama tersebut menolongnya dengan menggunakan Ayat Suci Alquran yaitu Surat Yasin dengan cara dikalungkan kelehernya kemudian batu tersebut terguling dan macan selamat tidak apa-apa. Kemudian ulama memberi nama macan tersebut yaitu Uyut Raden Tembang sampai sekarang diberi nama penjarahan Uyut Raden tembang.
10. Kramat Kibuyut Lembut
Terletak di BKPH Lw. Liang-Jasinga RPH Cirangsad Petak/Blok 8/Gn. Endut.
11. Situ Sakinah
Terletak di BKPH Lw. Liang-Jasinga RPH Cigudeg Petak 30d. Jenis flora yang ada adalah rimba campuran seperti Acacia mangium, Meranti, Bambu dll. Sedangkan faunanya adalah berbagai jenis ikan dan burung-Burung Pemangsa ikan
Sumber: Humas KPH Bogor (24/6)