Istilah “Di Sebrang Sana Ada Jembatan Emas” yang pernah dikatakan Soekarno untuk membangkitkan semangat berjuang. Kalimat tersebut kini diungkapkan kembali oleh Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman di depan masyarakat, perangkat Desa dan Kecamatan Tenjo saat giat Minggon Keliling di Kecamatan Tenjo, Desa Ciomas Kabupaten Bogor, Rabu (09/11/2011).
Seperti Soekarno, Karyawan melontarkan kalimat sarat motifasi tersebut untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk terus berjuang. Bedanya kini masyarakat didorong untuk bergotong royong berjuang membangun daerahnya. Karena di akui Karyawan, Tenjo memang sulit berkembang karena jarak tempuhnya cukup jauh dari Cibinong.
Meski demikian, menurutnya bukan mustahil untuk membangun Tenjo. Dengan dukukan dan partisipasi warga niscaya Kecamatan Tenjo akan maju. Hal lain yang dituturkan Karyawan adalah bahwa Tenjo telah diusulkan menjadi Kawasan Pembangunan Strategis ke Gubernur Jawa Barat.
“Tak hanya masyarakat, peran media sebagai penyampai informasi sangat membantu percepatan pembangunan. Kami membangun berangkat dari data, jadi sebaiknya media pun masuk ke daerah-daerah perbatasan seperti Tenjo karena pastinya banyak pemberitaan mengenai pembangunan yang perlu disampaikan” jelas Wabup.
Karyawan menambahkan keberpihakan pada hal yang objektif belum merata, bukan hanya Tenjo tapi Kecamatan lain yang jadi kecamatan terluar juga masih perlu pemerataan pembangunan. “Solusinya adalah gotong royong, karena hal itu cerminan dari Pancasila sebagai landasan idiil Negara kita. Kita diberi kelebihan kaki, tangan dan pikiran pasti kita mampu membangun.
Kemudian seperti Rapat minggon keliling lainnya di Kecamatan yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Lebak ini juga memunculkan aspirasi murni dari masyarakat setempat. Berbagai persoalan seperti kesehatan, pendidikan, dan pertanian menjadi bahan diskusi rapat yang sering disebut juga Rebo Keliling (Boling).
Persoalan pendidikan yang muncul ke permukaan adalah soal adanya SMPN 3 Tenjo yang gedungnya masih menumpang di gedung SD, kemudian adanya persoalan sengketa tanah SMAN 1 Tenjo sejak tahun 2005 yang belum terpecahkan. Dan hal tersebut segera dicarikan solusi langsung dari Dinas terkait yang turut hadir dalam rapat.
Persoalan lainnya seperti kesehatan, adanya keluhan warga terhadap disiplin pegawai UPT Puskesmas Tenjo. Keluhan warga itu antara lain sulitnya berobat ketika baru jam 12 siang saja puskesmas sudah sepi pegawai. Sementara bagi ibu-ibu yang perlu pelayanan persalinan, sudah barang tentu perlu penanganan seorang Bidan. Warga mengaku pelayanan persalinan dipersulit bidan desa setempat dengan biaya yang selangit. Untuk biaya bidan yang langsung datang ke rumah warga dikenai biaya 500 ribu rupiah.
Ada pula keluhan dari kelompok tani yang seolah tidak diperhatikan oleh Dinas terkait. Padahal kegiatan kelompok tani tersebut diakui Suteja (Ketua Kelompok Tani) sangat nyata dan dapat dilihat hasilnya.“Keberadaan kami dianggap ada dan tiada, padahal bagaiman bisa menciptakan manusia dengan pendidikan yang berkualitas jika tidak makan-makanan bergizi”, serunya.
Menjawab seruan itu, Wabup menyatakan bahwa pemerintah akan mewujudkan kedaulatan petani dengan peningkatan ekonomi di sektor pertanian. Diakui Wabup bahwa petani adalah pejuang, bila tidak ada mereka kita tidak makan, namun bukan tanpa perhatian sama sekali. Menurut Wabup dirinya pernah membawa bibit unggul untuk meningkatkan panen ke daerah tersebut namun sepertinya informasinya tidak tersebar secara baik.
“Meski demikian tetap aspirasi ini akan segera dilakukan upaya nyata, bukan sebuah janji. Namun tetap dalam pelaksanaannya kami tidak akan bisa berupaya maksimal tanpa bantuan masyarakat, masalah anggaran tentunya akan banyak yang kita lakukan untuk pertanian, termasuk meningkatkan sarana prasarana untuk petani”, jelas Wabup.(rid)