Korban meninggal akibat DBD semakin meningkat, karena itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk menanggulangi wabah DBD dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat maupun di sekolah-sekolah.
“Dengan wabah DB semakin memprihatinkan ini, kami mengimbau masyarakat mau menerapkan program 3M plus untuk mencegah nyamuk aedes aegepty,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr. Tri Wahyu, Jumat.
Di samping menggalakkan progam PSN, menurut Kadis yang sudah lama bercokol di dinas kesehatan ini, institusinya juga telah membagikan perangkat pemberantas nyamuk di 10 daerah endemik DBD yakni Citeureup, Bojonggede, Cileungsi, Cibinong, Gunung Putri, Ciampea, Ciomas, Kemang, Leuwiliang dan Sukaraja.
“Perangkat tersebut dirakit sendiri oleh masyarakat dengan petunjuk dari kader, yakni berupa ember yang diberi air lalu di atasnya penutup seperti membran. Fungsi wadah ini untuk tempat nyamuk bertelur, namun karena ada penutup di atasnya, nyamuk yang sudah masuk tidak bias keluar, begitu pula telur yang ada di dalam setelah menetas tidak bisa keluar. Perekat ini memutuskan mata rantai kembangbiak nyamuk,” ujarnya.
Tri mengaku, upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor ini ternyata cukup efektif. Pasalnya pihaknya telah mencatat jumlah kasus DBD di tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,8 persen dibanding tahun sebelumnya.
Dia menerangkan, indikator penurunan dilihat dari jumlah korban yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegyti ini. “Di tahun 2009 ada 32 orang pasien yang meninggal akibat DBD, sedangkan di tahun 2010 hanya ada 31 orang pasien, berarti penurunannya sekitar 0,8 persen,” pungkasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bila dilihat dari jumlah penderitanya, kasus DBD masih tetap pada level tinggi, yakni sebanyak 2.403 kasus di tahun 2009 dan 2.400 di tahun 2010.
“Untuk menurunkan jumlah kasus DBD di Kabupaten Bogor memang cukup sulit mengingat wilayah Bogor yang dikelilingi daerah endemik DBD seperti Kota Bogor, Depok, dan Sukabumi, sehingga perlu upaya berkelanjutan guna mengantisipasi banyaknya korban akibat penyakit yang mematikan tersebut,” kilahnya. (gio/jai/als)