BERITA BOGOR – Dalam laman resminya, WHO menyebut bahwa banjir terkait dengan peningkatan risiko infeksi, khususnya yang disebabkan oleh kontaminasi fasilitas air minum. Sebelum banjir datang, biasakan mengubur barang-barang yang dapat menampung air seperti kaleng bekas, jaga selalu kesehatan, dan segera bersihkan rumah sesaat setelah banjir surut.
WHO merilis terdapat beberapa risiko infeksi yang meningkat karena penyakit yang menyebar melalui air dan karena bersentuhan langsung dengan air yang tercemar. Di antaranya adalah infeksi, dermatitis, conjunctivitis, infeksi THT. Namun semua penyakit tersebut tergolong non epidemik. Leptospirosis adalah satu-satunya penyakit epidemik yang ditularkan langsung oleh air yang terkontaminasi seperti banjir.
Air banjir yang berwarna cokelat pekat jelas membawa banyak benda kotor seperti kotoran manusia. Tidak hanya kotoran manusia, kotoran binatang pengerat seperti tikus yang membawa virus Leptospirosis juga menjadi ancaman. Kontak selaput lendir mata, hidung, dan luka terbuka pada kulit dengan air seni dan kotoran tikus yang tercampur dalam air banjir dapat menyebabkan kerusakan organ hati, ginjal, paru-paru, jantung, dan otak. seseorang yang terjangkit infeksi tersebut akan mengalami gejala demam tinggi, mata merah, kulit menjadi kuning, dan nyeri otot betis. Masa inkubasi penyakit ini rata-rata berkisar selama sepuluh hari.
Beberapa penyakit lain di antaranya adalah penyakit yang menyebar melalui air seperti diare, tipes, kolera, tetanus, sampai hepatitis A. Tetanus juga bisa menyebar juga lewat air. Namun ini tak bakal langsung terjadi ketika Anda terkena air banjir. Tetanus adalah penyakit yang mungkin timbul karena perantara benda lain. Saat banjir berbagai benda dapat mengapung dan tenggelam tidak beraturan. Di antara hal tersebut, tanpa disadari benda seperti kayu berpaku, kawat, dan pecahan kaca juga berpotensi melukai Anda.
“Jika tanpa sengaja Anda terkena benda tajam saat banjir, segera bersihkan luka dan jangan dibiarkan. Luka terbuka dapat terkena infeksi jika terlalu lama terkena air banjir yang kotor. Usahakan jangan kontak langsung dengan air banjir saat memiliki luka terbuka di tubuh,” tulis WHO.
Penyakit karena vektor, dimana banjir juga secara tak langsung menyebabkan meningkatkan penyakit yang disebabkan oleh vektor atau hewan pembawa penyakit, misalnya nyamuk, tikus, atau ular. Banjir memungkinkan nyamuk berkembang biak. Akibatnya penyakit seperti malaria, demam berdarah, atau demam West Nile yang disebabkan oleh west nile virus.
Penyakit ini umumnya ditularkan oleh vektor atau organisme pembawa penyakit menular seperti nyamuk, lalat, kutu, dan siput air tawar. Banyaknya genangan air yang timbul akibat banjir dapat menyebabkan serangan tersebut berkembang biak dengan leluasa dan menyebarkan berbagai penyakit seperti demam berdarah, chikungunya, dan kaki gajah. (*/red)
Foto ilustrasi bencana banjir Kabupaten Bogor