MEGAMENDUNG – Wisata Curug Kembar, Batulayang
Perum Perhutani KPH Bogor sejalan dengan Misi pokoknya yaitu melakukan usaha – usaha produktif di bidang pengusahaan hutan.
Diantaranya, penanaman, pemeliharaan, pungutan pengelolaan dan pemasaran hasil hutan dan sesuai dengan perubahan paradigma usaha Perum Perhutani dari Timber Management menjadi Forest Resource Management, yaitu pengelolaan hutan Perhutani tidak lagi hanya berorientasi pada kayu saja, tetapi berorientasi pada semua komponen sebagai suatu ekosistem.
Manfaat hutan diperoleh dari potensi sumberdaya hutan baik kayu maupun non kayu, potensi non kayu yang dimiliki Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten khususnya KPH Bogor salah satunya adalah potensi wisata, dengan keragaman bentang alam (lanscap) berupa hutan, pegunungan dan pantai serta keunikan dan ciri khas berbagai fenomena alam seperti air terjun, keindahan panorama alam, pantai dan lainnya memberi peluang untuk dapat dikembangkan pengelolaannya guna memperoleh manfaat melalui pariwisata alam.
Mengingat letak KPH Bogor yang strategis artinya dekat dengan segmen pasar dan memiliki cukup banyak kawasan hutan produksi dan hutan lindung dengan beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan pada bidang jasa lingkungan berupa pariwisata dengan beberapa alasan yaitu antara keindahan dan fenomena alam dalam bentuk pemandangan alam yang indah, air terjun, sungai, kekayaan vegetasi dan satwa yang ada didalam kawasan konservasi tersebut merupakan obyek wisata alam yang menarik.
Alasan lainnya yakni aksesibilitas yang tinggi dari kota besar seperti Jakarta, dan terdapat kecenderungan masyarakat kota yang sudah jenuh dengan suasana hiruk pikuk aktivitas kota untuk melakukan rekreasi alam terbuka.
Potensi obyek dan daya tarik wisata yang selama ini dikelola dan diusahakan oleh Perum Perhutani KPH Bogor berdasarkan hasil inventarisasi Tahun 2012 memiliki 11 lokasi, dari potensi itu baru beberapa objek yang sudah dikelola secara intensif oleh KPH Bogor sebanyak 7 lokasi/ obyek wisata yang terdapat pada 2 BKPH (Bogor dan Parung Panjang) dan 3 RPH (Cipayung, Cipamingkis dan Tangerang).
Sejalan dengan kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam (back to nature), maka potensi wisata alam di kawasan hutan dengan daya tarik yang tinggi merupakan potensi yang layak untuk dikembangkan agar bernilai jual tinggi.
Untuk pengembangan wisata yang tepat sasaran diperlukan perencanaan yang berasal dari kondisi potensi yang dimiliki masing-masing objek, untuk itu perlu disusun sebuah rencana strategis yang merupakan acuan dalam pengembangan pariwisata alam di KPH Bogor, pada tahun 2012 KPH Bogor sedang memproses rencana pengembangan dan pengusahaan untuk Wana Wisata Curug Cipamingkis.
Dengan adanya pembangunan jalan puncak II, lokasi WW Curug Cipamingkis sangat berpontesi sebagai Wisata alam dapat diandalkan, yang akan memberikan kontribusi penghasilan bagi perusahan dan masyarakat desa sekitar hutan.
Saat ini potensi wisata teridentifikasi di KPH Bogor ada 11 (Sebelas ) obyek, akan tetapi belum dikelola secara optimal, bahkan ada beberapa embrio wisata yang belum dikembangkan. Salah satunya adalah Wana Wisata Curug Batulayang.
Wisata ini sangat potensial dan menjanjikan secara ekonomis untuk dikembangkan kegiatan ekowisata. Lokasi sangat strategis karena berada dilokasi area wisata Puncak. Keunggulan dari dari Wana Wisata Curug Batulayang ini adalah lokasi dilembah dengan tegakan hutan yang masih terjaga kelestarian dan konservasinya.
Curug Batulayang adalah aliran sungai Cimandala sebagai sub DAS sungai Ciliwung. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menggali potensi sumberdaya alam untuk penyusunan konsep pengembangan ekowisata di Perum Perhutani KPH Bogor dan mengingat Wana Wisata Curug Kembar Batulayang baru dilakukan pengelolaan, maka diperlukan suatu penilaian yang obyektif terhadap besarnya input yang diberikan dan manfaat yang diperoleh, dan diharapkan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan industri pariwisata. (cj)
Editor: Sunyoto
Email: redaksi beritabogor@gmail.com