Merayakan HUT PETA ke 68, Yayasan Pejuang Tanah Air (YAPETA) mengadakan acara syukuran dan silaturahmi yang diadakan di halaman museum Pejuang Tanah Air (PETA), Kamis (06/10/2011).
Tampak hadir dalam undangan, yaitu Ketua YAPETA, H. Tinton Soeprapto, Pengawas YAPETA, Hutomo Darmadi, Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan, Edgar Suratman dan Komandan Pusdikzi Kolonel Czi Widagdo
Dalam sambutannya, Tinton mengingatkan hendaknya tidak ada lagi berita simpang siur mengenai PETA. “Indonesia adalah negara bersejarah, mohon kiranya sejarah tersebut dihormati dengan mengetahui kebenarannya,” ujarnya.
PETA sendiri terbentuk pada tanggal 7 September 1943. Dipelopori oleh 4 orang, yaitu Bung Karno, Ki Hajar Dewantara, Ki Ageng Suryomentaram, dan Gatot Mangkupraja. Perihal pembentukan PETA diawali oleh ide dari Bung Karno yang tertarik Indonesia memiliki pasukan seperti prajurit Jepang yang beliau lihat saat berkunjung ke Jepang.
“Masyarakat sering salah menduga bahwa PETA adalah buatan Jepang, karena terbentuknya PETA pada tanggal 7 September 1943 bertepatan saat Indonesia sedang dijajah Jepang,” ujar Letjen Purn. Ari Sudewo selaku Ketua Dewan Pembina YAPETA. Ia pun mengatakan, tujuan dibentuknya PETA oleh Bung Karno, yaitu manakala Indonesia merdeka, Indonesia sudah memiliki angkatan perang.
Salah satu pelaku sejarah PETA, Yopie Bolaang, pun menambahkan jika PETA ikut turut andil dalam terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dimana TNI sebelumnya adalah bentuk akhir dari Badan Keamanan Rakyat (BKR).
YAPETA berharap dengan adanya kerjasama dengan TNI, semakin membuka lembaran sejarah yang keliru dipersepsikan oleh masyarakat. “Dengan adanya museum ini, kita himbau semua elemen masyarakat mengunjungi museum ini. Yah, anggap saja wisata sejarah,” ujar Kolonel Widagdo.
Acara ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng yang dilakukan oleh sesepuh YAPETA dan dipandu Ketua YAPETA untuk selanjutnya diserahkan kepada para pelaku sejarah PETA yang turut hadir dalam undangan.(chris/yan)